LAPORAN KEGIATAN OUTING CLASS
Laporan ini Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan
Agama Islam
Disusun Oleh :
Nama : Aprillia
Anggraini
NIM : B13042
Progdi : Manajemen
Informatika
POLITEKNIK
IND¥NUSA
SURAKARTA
HALAMAN
PENGESAHAN
Laporan perjalanan
outing class ini telah disetujui dan disahkan pada :
Hari / Tanggal :
Oleh :
Tempat : POLITEKNIK INDONUSA
SURAKARTA
Pembimbing Akademik Dosen
Pembimbing
Manajemen
Informatika A Pendidikan
Agama Islam
Edy Susena,S.Kom Rusmaniar,S.Ag
NIDN.0623097702
Mengetahui,
Direktur POLITEKNIK IND¥NUSA SURAKARTA
Ir.
Suci Purwandari
NIDN.0630076601
HALAMAN MOTTO
Ø Pendidikan adalah perhiasan di waktu senang dan tempat berlindung
di waktu susah
Ø Sesungguhnya pelindungmu adalah Allah SWT yang telah menurunkan
Al-Qur’an dan dia melindungi orang-orang yang sholeh
Ø Sukses tidak akan datang pada orang yang malas
Ø Bersabar dan meminta maaf lebih baik daripada mengambil pembalasan
Ø Menyia-nyiakan waktu setiap hari adalah pemborosan hidup
Ø Hadir terlambat memang lebih baik
daripada tidak hadir sama sekali, tetapi bila berkali-kali adalah suatu kecerobohan.
Ø Kegagalan hanya bisa terjadi apabila
kita menyerah
HALAMAN
PERSEMBAHAN
Laporan Hasil Outing Class ini penulis persembahkan kepada :
1.
Ir.Suci
Purwandari selaku direktur Politeknik Indonusa Surakarta
2.
Dhanang
Sukmana Adi,S.Kom selaku Ketua Program Pendidikan Manajemen Informatika
3.
Edy
Susena,S.Kom selaku Pembimbing Akademik Manajemen Informatika A
4.
Rusmaniar,S.Ag
selaku Dosen Pembimbing Pendidikan Agama Islam
5.
Kedua
Orang Tua yang telah memberi dukungan dan motivasi
6.
Teman-Teman
Mahasiswa Politeknik Indonusa Surakarta yang telah membantu dalam penulisan
laporan ini
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat,
rahmat, dan hidayahNya, sehingga kami di beri kekuatan dan kemampuan untuk
membuat Laporan Hasil Outing Class ini. Laporan ni disusun untuk memenuhi salah
satu tugas Pendidikan Agama Islam. Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini,
tidak akan selesai tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan
kerendahan hati, kami dalam kesempatan ini mengucapkan terrima kasih kepada :
1.
Ir.Suci
Purwandari selaku direktur Politeknik Indonusa Surakarta
2.
Dhanang
Sukmana Adi,S.Kom selaku ketua Program Studi Manajemen Informatika
3.
Edy
Susena,S.Kom selaku Pembimbing Akademik MI A
4.
Rusmaniar,S.Ag
selaku Dosen Pembimbing Pendidikan Agama Islam
5.
Kedua
Orang Tua, yang telah memberi do’a serta dukungannya
6.
Rekan-Rekan
semua, atas segala bantuan dan kerjasamanya
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati yang tulus, penulis berharap semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca dan pihak-pihak yang
memerlukan.
Surakarta, Januari 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Tujuan
C.
Manfaat
BAB II LAPORAN HASIL OUTING CLASS
A.
Makam
Sunan Muria
B.
Makam
Sunan Kudus
C.
Makam
Sunan Kalijaga
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
B.
Saran
LAMPIRAN - LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Outing class merupakan salah
satu cara untuk menambah pengetahuan serta menimbulkan potensi belajar
mahasiswa. Potensi tersebut berupa olah pikir. Sampai saat ini, outing class merupakan
media yang paling efektif dan efisien dalam
menyampaikan suatu ilmu pelajaran bukan hanya dari teori saja, kebenaran dan bukti
nyata dilapangan perlu kita ketahui, adapun kita akan melaksanakan outing class
di tiga tempat antara lain Makam Sunan Muria , Makam Sunan Kudus , dan Makam
Sunan Kalijaga.
B.
TUJUAN
Adapun tujuan dalam kegiatan ini
diharapkan para mahasiswa selain menambah ilmu pengetahuan juga dapat menerapkan
ilmu pengetahuan baik di dalam perjalanan
ditempat tujuan maupun dalam perjalanan
pulang.Misalnya dalam pelajaran agama siswa dapat
mengerjakan ibadah sholat dalam perjalanan,dengan berhenti di Mesjid yang dilewatinya
Sedang ditempat tujuan siswa dapat melihat langsung bukti-bukti
sejarah.
C.
MANFAAT
Manfaat Outing Class ini
antara lain adalah :
1.
Menambah ilmu
pengetahuan, wawasan yang umum dan luas
2.
Mengenal
tempat-tempat bersejarah di Kota Demak
3.
Mengetahui
asal-usul makam – makam bersejarah
4.
Mempererat
keakraban sesama mahasiswa
5.
Kebersamaan
yang sangat erat dan kerjasama antar kelompok
BAB II
LAPORAN HASIL
OUTING CLASS
A.
MAKAM SUNAN
MURIA
Sunan
Muria yang memiliki nama asli Raden Umar Said adalah putra Sunan Kalijaga
dengan Dewi Saroh. Nama Muria diambil dari nama tempat tinggal terakhir beliau
di lereng Gunung Muria, kira-kira delapan belas kilometer ke utara Kota Kudus.Sunan
Muria lebih suka tinggal di daerah yang sangat terpencil dan jauh dari
pusat kota untuk menyebarkan agama Islam. Tempat tinggal beliau terletak di
salah satu puncak Gunung Muria yang bernama Colo. Di sana Sunan
Muria banyak bergaul dengan rakyat jelata sambil mengajarkan
keterampilan-keterampilan bercocok tanam, berdagang dan melaut. Beliaulah
satu-satunya wali yang tetap mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai
alat dakwah untuk menyampaikan ajaran Islam. Salah satu hasil dakwah
beliau melalui media seni adalah tembang Sinom dan Kinanti.Sunan
Muria sering berperan sebagai penengah dalam konflik internal di
Kesultanan Demak (1518-1530). Beliau dikenal sebagai pribadi yang mampu
memecahkan berbagai masalah betapapun rumitnya masalah itu. Solusi pemecahannya
pun selalu dapat diterima oleh semua pihak yang berseteru. Sunan
Muria berdakwah dari Jepara, Tayu, Juwana hingga sekitar Kudus dan Pati.
Peranan serta jasa Sunan Muria semasa hidupnya membuat makam beliau
yang terletak di Gunung Muria sampai hari ini tidak pernah sepi peziarah.
Sunan
Muria dimakamkan di atas puncak bukit bernama bukit Muria. Dari pintu gerbang
masih naik lewat beratus tangga (undhagan) menuju ke komplek makamnya, yang
terletak persis di belakang Masjid Sunan Muria. Mulai naik dari pintu gerbang
pertama paling bawah hingga sampai pelataran Masjid jaraknya kurang lebih 750
meter jauhnya.Setelah kita memasuki pintu gerbang makam, tampak di hadapan kita
pelataran makam yang dipenuhi oleh 17 batu nisan. Menurut Juru Kunci makam,
itu adalah makamnya para prajurit dan para punggawa (orang-orang
terdekat, ajudan dan semacam Patih dalam Keraton).
Di batas
utara pelataran ini berdiri bangunan cungkup makam beratapkan sirap dua
tingkat. Di dalamnya terdapat makamnya Sunan Muria. Di sampingnya sebelah
timur, ada nisan yang konon makam puterinya perempuan bernama Raden Ayu Nasiki.
Dan tepat di sebelah barat dinding belakang Masjid Muria, sebelah selatan
mihrab terdapat makamnya Panembahan Pengulu Jogodipo, yang menurut keterangan Juru
Kunci adalah putera sulung Sunan
Muria.
B. MAKAM SUNAN KUDUS
Sunan Kudus Ja’far
Sodiq, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kudus, adalah putera dari
Raden Usman Haji yang bergelar dengan sebutan Sunan Ngudung di Jipang Panolan
(ada yang mengatakan letaknya disebelah utara kota blora). Semasa hidupnya
Sunan Kudus mengajarkan agama Islam disekitar daerah Kudus khususnya dan di
Jawa Tengah pesisir utara pada umumnya. beliau terhitung salah seorang
ulama,guru besar agama yang telah mengajar serta menyiarkan agama islam di
daerah Kudus dan sekitarnya, terkenal dengan keahliannya dalam ilmu agama, terutama dalam Ilmu Tauhid, Usul,
Hadist, Sastra Mantiq dan lebih-lebih di dalam ilmu fiqih. Oleh sebab itu
beliau digelari dengan sebutan sebagai Waliyyul 'Ilmi. menurut riwayat beliau
juga termasuk salah seorang pujangga yang berinisiatif mengarang cerita-cerita
pendek yang berisi filsafat serta berjiwa agama. diantara buah ciptaannya yang
terkenal, adalah Gending Maskumambang dan Mijil. Peninggalan Sunan Kudus antara
lain adalah Masjid Raya di-Kudus, yang kemudian dikenal dengan sebutan masjid
menara Kudus. Oleh karena di halaman masjid tersebut terdapat sebuah menara
kuno yang indah. Mengenai asal-usulnya nama Kudus menurut dongeng (legenda)
yang hidup dikalangan masyarakat setempat ialah, bahwa dahulu Sunan Kudus
pernah pergi naik haji sambil menuntut ilmu di tanah arab, kemudian beliaupun
mengajar pula di sana. pada suatu masa, di tanah arab konon berjangkit suatu
wabah penyakit yang membahayakan, penyakit mana kemudian menjadi reda, berkat
jasa sunan kudus., oleh karena itu, seorang amir disana berkenan untuk
memberikan suatu hadian kepada beliau. akan tetapi beliau menolak,hanya
kenang-kenangan beliau meminta sebuah batu. Batu tersebut katanya berasal dari
kota Baitul Makdis, atau Jeruzalem, maka sebagai peringatan kepada kota dimana
Ja'far Sodiq hidup serta bertempat tinggal, kemudian diberikan nama Kudus.
Bahkan menara yang terdapat di depan masjid itupun juga menjadi terkenal dengan
sebutan menara Kudus.
Adapun
mengenai nama
Kudus atau Al Kudus ini di dalam buku Encyclopedia Islam antara lain disebutkan
: "Al kuds the usual arabic nama for Jeruzalem in later times, the olders
writers call it commonly bait al makdis (according to some : mukaddas), with
really meant the temple (of solomon), a translation of the hebrew bethamikdath,
but itu because applied to the whole town." Mengenai perjuangan Sunan
Kudus dalam menyebarkan agama Islam tidak berbeda dengan para wali lainnya,
yaitu senantiasa dipakai jalan kebijaksanaan, dengan siasat dan taktik yang
demikian itu, rakyat dapat diajak memeluk Agama Islam.
C. MAKAM SUNAN KALIJAGA
Pada tahun 1500 sunan
kalijaga wafat dan dimakamkan di Kadilangu. Sampai sekarang makamnya tetap
dihormati oleh setiap orang Jawa, bahkan kaisar (Sunan) Solo dalam bulan puasa
selalu menyuruh orang-orang kepercayaannya untuk mengunjungi makam tersebut. Setelah
Sunan Kalijaga wafat kekuasaan Kadilangu beralih kepada anak cucunya
turun-temurun menurut garis keturunan lurus kebawah sampai keturunan ketujuh
dengan gelar “Panembahan”. Mulai keturunan ke delatan samapi keturunan ke
duabelas dengan gelar “Pangeran Wijil”. Pangeran Wijil yang terakhir meninggal
dunia pada tanggal 11 Oktobr 1880. (Surat Residen Semarang No. 11338/1 tanggal.
22 Desember 1880 kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda).
Makam Sunan Kalijaga berada
di Kelurahan Kadilangu yang berjarak kurang lebih 1 (satu) kilometer di sebelah
Selatan kota Demak.Makam Sunan Kalijaga tersebut dari waktu ke waktu senantiasa
ramai dikunjungi peziarah, baik siang maupun malam, terlebih lagi pada malam Jum’at
Kliwon.Sunan Kalijaga atau Raden Sahid adalah salah satu Wali Sanga yang
dilahirkan di Tuban pada Tahun 1455 M,putra Adipati Tuban Wilatika dengan
istrinya Dewi Sukati seorang putri Majapahit. Sunan Kalijaga mempunyai
kelebihan dan sangat bijak dalam menyebarkan ajaran agama Islam, yaitu dengan
menggunakan unsur-unsur tradisi dan kebudayaan Jawa sebagai media dakwah.
Pada akhirnya Sunan Kalijaga bertempat tinggal di Kadilangu, Demak hingga wafatnya dan dimakamkan disana pada Tahun 1586 M.Konon Sunan Kalijaga dikaruniai umur panjang,sehingga mengalami 3 (tiga) masa pemerintahan, yaitu Kerajaan Demak, Kerajaan Pajang dan awal berdirinya Kerajaan Mataram.
Pada akhirnya Sunan Kalijaga bertempat tinggal di Kadilangu, Demak hingga wafatnya dan dimakamkan disana pada Tahun 1586 M.Konon Sunan Kalijaga dikaruniai umur panjang,sehingga mengalami 3 (tiga) masa pemerintahan, yaitu Kerajaan Demak, Kerajaan Pajang dan awal berdirinya Kerajaan Mataram.
Makam
Sunan Kalijaga yang terletak di Kadilangu, dengan jarak sekitar 1,5 Km dari
masjid Agung Demak menuju arah tenggara. Jika anda datang dari arah Kota
Semarang, sebelum sampai di pusat Kota Demak, bisa mampir dulu di komplek
pemakaman ini.
Makam Sunan Kalijaga itu kini berada di dalam rumah yang kokoh dengan ukiran Jepara terbaik dibagian pintu, jendela maupun tiang-tiangnya. Bisa dibayangkan betapa pada jaman wali dulu, ketika Sunan Kalijaga bermukim dan mengajar di sana, tempat itu tentu jauh lebih sunyi daripada sekarang. Tanpa listrik tentu, dan tanpa suara bising dari jalan raya antar kota.Namun meski dahulu kala Kadilangu adalah desa yang sunyi, bisa dibayangkan terdapat keceriaan, berkat wibawa seorang wali yang cinta dengan kesenian. Wali yang siap dan terbuka dalam setiap perubahan. Selain untuk ziarah kubur, Kadilangu juga digunakan sebagai tempat prosesi sakral bagi warga Demak. Khususnya yaitu setiap tanggal 10 Dzulhijjah terdapat acara penjamasan benda pusaka peninggalan Sunan Kalijaga yang berupa Keris Kyai Carubuk dan Kotang Ontokusumo. Dalam penjamasan benda pusaka diiring di kota Demak. Pembukaan atau prosesi dimulai dari penopo kabupaten, lalu menyusuri kota Demak sambil diiringi berbagai kesenian, baik seni Islami maupun daerah. Sesampai di kompleks Kadilangu, para rombongan mampir dulu ke pendopo kasepuhan.Dalam prosesi pencucian, tidak semua warga diperbolehkan masuk. Yang diperbolehkan masuk hanya keluarga kasepuhan, pemerintah daerah dan para tamu undangan. Bagi warga yang ingin masuk ke lokasi harus sabar menunggu sampai acara selesai. Setelah selesai pencucian benda pusaka dikembalikan lgi dan diserahkan oleh keluarga kasepuhan. Dan sampai sekarang prosesi yang seperti itu masih berlaku dan sudah membudaya bagi warga Demak.
Makam Sunan Kalijaga itu kini berada di dalam rumah yang kokoh dengan ukiran Jepara terbaik dibagian pintu, jendela maupun tiang-tiangnya. Bisa dibayangkan betapa pada jaman wali dulu, ketika Sunan Kalijaga bermukim dan mengajar di sana, tempat itu tentu jauh lebih sunyi daripada sekarang. Tanpa listrik tentu, dan tanpa suara bising dari jalan raya antar kota.Namun meski dahulu kala Kadilangu adalah desa yang sunyi, bisa dibayangkan terdapat keceriaan, berkat wibawa seorang wali yang cinta dengan kesenian. Wali yang siap dan terbuka dalam setiap perubahan. Selain untuk ziarah kubur, Kadilangu juga digunakan sebagai tempat prosesi sakral bagi warga Demak. Khususnya yaitu setiap tanggal 10 Dzulhijjah terdapat acara penjamasan benda pusaka peninggalan Sunan Kalijaga yang berupa Keris Kyai Carubuk dan Kotang Ontokusumo. Dalam penjamasan benda pusaka diiring di kota Demak. Pembukaan atau prosesi dimulai dari penopo kabupaten, lalu menyusuri kota Demak sambil diiringi berbagai kesenian, baik seni Islami maupun daerah. Sesampai di kompleks Kadilangu, para rombongan mampir dulu ke pendopo kasepuhan.Dalam prosesi pencucian, tidak semua warga diperbolehkan masuk. Yang diperbolehkan masuk hanya keluarga kasepuhan, pemerintah daerah dan para tamu undangan. Bagi warga yang ingin masuk ke lokasi harus sabar menunggu sampai acara selesai. Setelah selesai pencucian benda pusaka dikembalikan lgi dan diserahkan oleh keluarga kasepuhan. Dan sampai sekarang prosesi yang seperti itu masih berlaku dan sudah membudaya bagi warga Demak.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Kegiatan
Outing Class dapat berjalan dengan baik , aman , lancar , dan tertib sesuai
dengan yang direncanakan. Dalam kegiatan Outing Class ini terjalin kerjasama
yang baik antar mahasiswa.
B.
SARAN
Kegiatan Outing
Class sangat baik manfaatnya, agar setiap tahun diadakan kegiatan tersebut.
Karena kegiatan ini memerlukan dana maka saran agar diadakan tabungan mahasiswa
sehingga tidak terdadak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar